Single ke-2 Patrick Lesmana Sajikan Prog-Rock & Japanese Contemporary Fusion

Patrick Lesmana (istimewa)

 

Jakarta, DJC - Patrick Lesmana kembali memperkenalkan single ke-2 bertajuk ‘Yabai’ setelah setahun tak terdengar. ‘Yabai’ merupakan bahasa Jepang yang mengandung arti tentang sesuatu yang ‘berbahaya, gila’ dan bahkan ‘keren’. Dan dari hal inilah yang mengilhaminya untuk menulis lagu intrumental ini. Menurut musisi asal kota Malang Jawa Timur ini, ‘Yabai’ menampilkan percampuran karakter music Prog-rock dan Japanese contemporary fusion.

            Melalui siaran pers-nya, musisi / gitaris ini mengatakan, “Yabai merepresentasikan sisi spontan, eksperimental dan energi tak terduga dalam musik yang saya tulis. Saya memilih konsep Jepang karena saya sangat terinspirasi oleh kultur dan estetika mereka dari anime, seni visual, sampai cara musisi fusion Jepang seperti Casiopea, T-Square, dan Dezolve membentuk sound yang khas tapi tetap tightt dan teknikal.”

            Lagu ‘Yabai’ sendiri sebenarnya sudah terangkum di EP dengan judul yang sama, dan telah dirilis pada tahun 2023 lalu. Akan tetapi pada saat awal perilisan, yang menjadi focus track adalah lagu ‘Paradise of Inner Fire’ dan baru pada tahun ini ‘Yabai’ diperkenalkan sebagai single yang ke-2 dari album tersebut.

“Kalau disimak secara keseluruhan, EP saya itu tidak berusaha menampilkan gitar sebagai instrumen utamanya melainkan semua instrumen bermain dengan porsi yang sama. Dalam hal ini, komposisi adalah yang saya coba tonjolkan dalam lagu - lagu di dalam EP tersebut, termasuk Yabai.” Ungkap Patrick Lesmana menambahkan.

            Gitaris ini menggaku permainan gitarnya diilhamim oleh aksi beberapa gitaris dunia seperti Allan Holdsworth, Al di meola, Eric Johnson, Ritchie Blackmore dan beberapa nama lagi. Sebagai seorang musisi, Patrick Lesmana mengerjakan karyanya secara total yang digarap di studio pribadinya Suara Wibu Production. Hampir semua instrument di lagu ini (gitar. bass, keys, drum) dikerjakan sendiri oleh Patrick Lesmana. Akan tetapi untuk urusam mixing dan mastering dipercayakan pada Bayu Randu (Greendland Studio), serta artwork ditangani oleh Christian Wibisono.

            Rencana kedepan, Patrick Lesmana akan merilis beberapa single lagi, dengan genre yang berbeda. “Saya tidak ingin terpatok satu genre saja, saya ingin menjadikan karya - karya solo saya sebagai sebuah kolase untuk menunjukan banyaknya repetoar yang saya dengarkan sehari - hari dan tidak berhenti di satu genre saja” Tutup Patrick Lesman. (sTr)

 

 

Diberdayakan oleh Blogger.