“Trinil, Balekno Gembungku” Jika Kisah Drama Radio Diangkat Ke Bisokop
Jakarta, DJC – Banyak drama radio yang digemari dan menjadi idola di hati masyarakat, terutama di era tahun 80-an, sebelum akhirnya produk visual mengambil alih popularitas sandiwara radio. Beberapa diantaranya, kisah drama di radio akhirnya diangkat menjadi produk layar lebar (tayangan visual). Setelah cerita “Saur Sepuh” yang diangkat menjadi film bioskop, kali ini kisah horor “Trinil” yang juga sangat digemari di radio era tahuan 80-an juga diangkat ke layar lebar. Sebuah drama radio berseri berbahasa Jawa yang sangat viral di era tahun 80-an. Adalah Dapur Film dan Seven Skies Motion yang kemudian mengangkat kisah hantu asal Jawa ini di film bertajuk, “Trinil, Balekno Gembungku” yang dalam bahasa Indonesia berarti “Trinil, Kembalikan tubuhku”.
Menariknya,
film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini
melibatkan 2 negara (Indonesia dan Malaysia). Dapur Film merupakan rumah produksi asal Indonesia dan Seven Skies Motion adalah rumah produksi dari Malaysia. Melibatkan 2 produser juga dari dua
negara, Hanung
Bramantyo (Indonesia) dan Azlin Hilda (Malaysia), bahkan melibatkan aktor asal Malaysia, Fattah Amin. Film ini sekaligus merupakan comebacknya
Hanung Bramantyo di film bergenre horor
setelah 17 tahun lamanya. Diketahui sutradara
ini terakhir
menggarap film bergenre horor “Legenda Sundel
Bolong”
pada 2007 lalu. Trinil adalah lakon sandiwara radio yang
meledak pada 1985. Suara rintihan, “Trinil, balekno gembungku,” yang
ikonis diceritakan berasal dari tokoh bernama Mbok
Suminten.
Tentunya
kisah yang diangkat versi layar lebar kali ini banyak mendapat penyesuaian. Akan
tetapi tetap berkisah konflik kelurga, dimana arwah seorang ibu yang menghantui
dan meminta tubuhnya untuk dikembalikan. Seperti kisah utama di drama radio era
80-an tersebut. Film ini hadir dengan latar belakang pada tahun 70-an. Dimana
saat itu,
Indonesia untuk pertama kalinya memasuki fase
pemilu dengan peserta 3 partai yakni PPP, Golkar dan PDI. Dan pada
masa itu juga, situasi politik di Indonesia sedang memanas. Menjadi latar belakang untuk memperkuat cerita di film ini.
Berkisah
Rara (Carmela
Van Der Kruk) pewaris tunggal kebun teh yang terkenal, dan suaminya
Sutan (Rangga
Nattra) diteror oleh arwah hantu berbentuk kepala tanpa badan.
Karena sangat memganggu, Sutan akhirnya minta bantuan paranormal bernama Yusof
(Fattah
Amin) yang merupakan teman sekolahnya saat masih di Malaysia.
Tapi Yusof yang juga seorang psikiater melihat ada kejanggalan di rumah keluarga
Rara. Apalagi sang hantu akhirnya diketahui adalah Ayu (Wulan Guritno) yang merupakan almarhun ibu Rara yang ingin menuntut balas. Belum lagi
banyak korban yang meninggal secara misterius di era perkebunan tersebut. Ternyata
keluarga Rara dan perkebuanan tehnya menyimpan banyak kisah kelam di masa lalu.
Film ini
hadir dengan alur cerita yang sebenarnya menarik. Dengan berbagai konflik yang
membuat kisah / cerita di film ini tidak mudah tertebak. Beberapa pemeran seperti Carmela Van Der
Kruk atau Fattah Amin memperkuat karakter
di film ini. Apalagi sang sutradara berhasil amemperkuat nuansa era tahun 70-an
di beberapa setting di film ini. Walaupun pada ending justru tidak
terlalu mengejutkan, akan tetapi film yang akan resmi tayang pada 4 Januari
2024 depan ini cukup sukses menghasilkan berbagai adegan yang menegangkan.
(sTr)
“Trinil,
Balekno Gembungku”
Genre : Horror
Sutradara : Hanung Bramantyo
Penulis : Haqi
Achmad, Hanung Bramantyo
Produser : Hanung Bramantyo, Azlin
Hilda
Excecutive
Producer : Azlin Hilda
Pemeran : Carmela Van Der
Kruk , Rangga
Nattra, Wulan
Guritno, Shalom
Razade, Alexzander
Wlan, Fattah
Amin, Willem
Bevers.
Art
Director : Edy Wibowo
PH : : Dapur
Film, Seven
Skies Motion
Tnggal
Tayang : 4
Januari 2024
Post a Comment