“Taj Mahal: An Eternal Love Story” Sebuah Kisah Cinta Tragis Yang Monumental
Beberapa fakta menarik dari film ini, “Taj Mahal: An Eternal Love Story” menjadi film dengan biaya produksi termahal saat film ini diproduksi (2005). Film ini juga di putar ke beberapa negara secara bertahap, dan mengalami kesuksessan yang luar biasa saat di rilis di Pakistan pada tahun 2006 lalu. Sayangnya penjualan film ini dirasa tak cukup memuaskan justru di negaranya sendiri. Hal special di film ini, adalah musik untuk soundtrack melibatkan komposer musik papan atas India, Naushad Ali. Musik di film ini merupakan karya terakhirnya, sebelum Naushad Ali meninggal pada 5 Mei 2006. Fakta menarik lainnnya, justru album soundtrack untuk film ini mendapat respon positif dipasaran, berbanding terbalik dengan penjualan filmnya.
Karena terasa kurang ramai di negaranya tapi sebenarnya memiliki pesan histori yang kuat, film ini-pun dipilih menjadi sebuah visi budaya yang diperkenalkan ke banyak negara. Lewat campur tangan Sandeep Chakravorty, Duta Besar India untuk Indonesia akhirnya film ini menjadi jembatan budaya yang diperkanalkan di Indonesia. Film “Taj Mahal: An Eternal Love Story” dijadikan inisiatif mendalam yang berakar pada keyakinan bahwa Taj Mahal berdiri sebagai simbol abadi dunia akan cinta, harmoni, dan perdamaian—nilai-nilai yang melampaui batas dan menyatukan umat manusia. Film ini sendiri dijadwalkan untuk rilis secara komersial besar pada 13 Februari 2026 mendatang, bertepatan dengan Pekan Valentine, dan akan didistribusikan oleh perusahaan distribusi di Indonesia – PT Omega Film.
Berkisah, Shah Jahan dikenal sebagai Pangeran Khurram (Zulfikar Sayed). Saat masih berusia 19 tahun, pangeran ini digadang-gadang akan menjadi raja selanjutnya menggantikan sang ayah, Kaisar Jahangir (Arbaaz Ali). Selain anak tertua, Shah Jahan memang anak kesayangan sang kaisar, apalagi memiliki kemampuan yang bisa diandalkan. Shah Jahan direncanakan akan menjadi kaisar masa depan India. Akan tetapi istri (selir) kaisar, Noor Jahan (Pooja Batra) memiliki rencana lain. Pada saat itu, pangeran muda ini bertemu dan jatuh cinta pada Arjumand Bano (Sonya Jehan) yang kelak dikenal sebagai Mumtaz Mahal. Kisah cinta keduanya sengaja dihalangi oleh Noor Jahan yang ingin menjodohkan putrinya Ladli Begum (Kim Sharma) dengan pangeran. Keduanya memang berambisi ingin menguasai kekaisaran.
Kaisar Jahangir membaca hal yang tidak beres, dan akhirnya memutuskan untuk menikahkan Pangeran Khurram dengan seorang putri dari Kerajaan Iraq. Hal ini sekaligus untuk memperkuat posisi kekaisarannya. Pangeran Khurram berontak, dan ingin tetap bersama dengan Arjumand Bano. Akan tetapi karena desakan dan berbagai seranggan brutal yang dilakoni oleh keluarga dalam dan adik-adik kandung Khurram ke wilayah pribadi hingga keluarga Arjumand Bano, sang pangeran menyerah. Mau tak mau menuruti keinginan sang ayah, apalagi Arjumand Bano menyetujuinya perkawinan tersebut, dan melepas cintanya untuk keselamatan bersama. Setelah dua tahun menikah, sang permaisuri meninggal. Maka Pangeran Khurram yang sekarang sudah menjadi Shas Jahan menemui kembali kekasihnya.
Disinilah awal perjalanan cinta spesial sang pangeran dan Arjumand Bano. Shah Jahan akhirnya menikahi kekasih pujaannya. Akan tetapi pernikahan ini tidak berlangsung selamanya, setelah 15 tahun pernikahan dan memiliki 5 orang anak, Mumtaz Mahal meninggal saat melahirkan anak terakhirnya. Yang membuat Shah Jahan dirundung duka yang berat beberapa lama. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Muntaz Mahal sempat berpesan agar sang suami membuatkan istana megah untuk makamnya. Selama 20 tahun Shah Jahan membangun dan berusaha mewujudkan sebuah istana untuk mendiang sang istri. Sebuah dedikasi yang ditentang oleh anak-anaknya, yang kemudian memberontak melawan kekuasaan ayahnya sendiri. Shah Jahan berhasil dilumpuhkan dan menjadi tawanan rumah, di lokasi tepat di seberang istana Taj Mahal, sebuah istana megah yang menjadi kenangan cinta mendalam pada istrinya. Shah Jahan-pun meninggal tanpa sempat mengunjungi makam dan istana megah yang menjadi peristirahatan terakhir istri tercintanya tersebut.
Untuk urusan alur cerita, film ini tampil menarik. Menghadirkan kisah percintaan yang dramartis dan detail. Bahkan sang sutradara membuat kisah romansa di film ini seperti mengalun, dengan berpanjang-panjang lengkap dengan lagu-lagu pendukung dan tarian yang otentik. Hal yang sudah menjadi ciri khas film dari ranah Bollywood. Bagi pecinta film-film India, kisah yang sepertinya berlama-lama ini memang menjadi salah satu hal yang ditunggu. Apalagi menghadirkan ending yang cukup menyentuh hati. Durasi film ini sendiri hampir mencapai 3 jam, tentunya hal yang juga biasa bagi produksi film dari India. Semakin menarik, film ini dibumbui kisah intrik dan aksi peperangan kolosal yang seru.
Sayangnya, akting prima beberapa pemeran utama tak didukung dengan maksimal oleh para pemeran pendukung, apalagi beberapa figuran yang terasa asal tempel. Seperti diketahui, film ini merupakan produksi lama (2 dekade lalu), jadi beberapa adegan, pengambilan gambar dan visualnya terasa sangat ketinggalan jaman. Mungkin di era tahun 2006 saat film ini pertama dirilis, special effect dan sisi cinematography yang dihadirkan bisa jadi sangat wah untuk film produksi India. Apalagi ada nama legenda musik Naushad Ali yang meramu untuk kebutuhan soundtrack di film ini. Agak ketinggalan jaman, tapi masih terasa menarik dari sisi cerita. Terutama jika ingin menyelami kisah cinta Shah Jahan dan Mumtaz Mahal. Dimana keabadian cinta mereka masih diperbincangkan hingga saat ini, dengan bukti sebuah monumen istana cinta yang paling banyak dikunjungi wisatawan saat menuju India. (sTr)
“Taj Mahal: An Eternal Love Story”
Jenis Film : Romance, History, action
Sutradara : Akbar Khan
Penulis : Mohafiz Hyder, Akbar Khan, Fatima Meer, Rajeev Mirza
Producer : Virginie Besson-Silla, Philippe Corrot
Casts : Zulfi Sayed, Sonya Jehan, Kabir Bedi, Arbaaz Khan, Pooja Batra, Milind Gunaji, Vaquar Shaikh, Arbaaz Ali Khan, Negar Khan, Shahid Khan, Manisha Koirala, Kim Sharma
Production : Mashreq Communications Ltd, Trilogi Entertainment Group
Distribusi : PT OMEGA FILM (Indonesia)
STLS : 17 Tahun
Durasi : 166 Menit
Jadwal Rilis : 13 februari 2026

.jpeg)
.jpeg)

Post a Comment