“Dracula: A Love Tale” Kisah Asmara Tragis Count Dracula

 

Jakarta, DJC – Mitos tentang manusai penghisap darah seperti Dracula atau Vampire, sudah hadir dengan banyak kisah. Mulai dari novel hingga film. Tapi tak banyak yang tau bahwa kisah mahluk tersebut berawal dari sebuah novel “Dracula” yang diterbitkan pada tahun tahun 1897 karya Bram Stoker. Novel inilah yang menjadi ide akan munculnya sosok Vampire dan Dracula. Novel ini pernah sukses luar biasa saat diangkat dalan film layar lebar bertajuk “Dracula” (1992), sebuah film ikonik yang dibesut oleh sutradara papan atas Francis Ford Coppola yang naskahnya ditulis oleh James V. Hart.

            Sutradara asal Perancis Luc Besson, tertarik untuk membuat film yang juga mengadaptasi kisah yang sama dari novel fenomenal di atas. Tentu saja film horror gothic bertajuk Dracula: A Love Tale” ini kini lebih dikembangkan oleh sang sutradara yang juga bertindak sebagai penulis. Film ini melibatkan pemeran yang antara lain: Caleb Landry Jones sebagai karakter utama, bersama Christoph Waltz dan Zoë Bleu. Pengambilan gambar film ini dimulai pada 27 Maret 2024 di wilayah Kainuu, Finlandia.

 

 

            Berkisah pada abad 18, Pangeran Dracula (Caleb Landry Jones) memiliki istri yang sangat dicintainya bernama Elisabeta (Zoë Bleu). Di sisi lain sang pangeran adalah pahlawan yang paling disegani di era Perang salib. Dimana Dracula menjadi penentu kemenangan di era perang tersebut. Saat harus menghadapi serangan dari kekasisaran Otoman, Dracula diminta memimpin pasukan untuk menghadapinya. Untuk itu Dracula dan pasukannya diberkati oleh pimpinan tertinggi gereja. Kepada pimpinan tertingi gereja, Dracula mengatakan jika dia berkorban untuk perang yang disebut membela Tuhan, maka dia meminta Tuhan untuk menjaga keselamatan istri tercintanya. Tapi pada sebuah insiden istrinya justru meninggal, disaat Dracula justru berhasil memenangkan pertarungan melawan kekaisaran Ottoman.

            Kecewa dan marah, Dracula-pun menghujat dan meninggalkan Tuhan. Dan sebagai akibatnya, Dracula tidak bisa mati walau dengan cara apapun. Kehidupan panjangnya juga meminta darah segar sebagai penyambung hidup / makanan. Count Dracula juga percaya akan ada reinkarnasi dari sosok istrinya yang layak untuk ditunggu. Setelah 400 tahun hidup, secara tidak sengaja sosok Elisabeta muncul pada sosok Mina (Zoë Bleu). Count Dracula berusaha dengan keras mengejar sosok yang dicintainya itu yang berada di dalam raga orang baru. Tapi dia harus berhadapan dengan seorang pendeta (Christoph Waltz) yang juga ahli kedoteran dan senjata, dimana sang pendeta memang sudah memburunya salama ini.

 


           Menyaksikan film ini, mau tak mau membuat penulis membandingkan dengan film “Dracula” ala Francis Ford Coppola. Karena menggunakan sumber novel yang sama, walaupun kali ini ada sedikit perbedaan dan pengembangan. Hal serupa juga tampak pada pengambaran sosok Dracula sebagai bangsawan yang eksentrik, tapi juga menakutkan. Akan tetapi, di “Dracula: A Love Tale” alur ceritanya tidak se-dark karya Francis Ford Coppola. Film ini menghadirkan alur cerita yang enak dicerna. Dengan kata lain, film ini justru lebih humanis dari sisi cerita dengan ending yang lebih menarik.

Bukanlah tipikal film horror yang banyak menghadirkan jumpscare atau sosok menakutkan. Kekuatan cerita, dan pengambaran sosok misterius sang Darcula -lah yang menghadirkan nuansa seram di film ini. Walaupun image sosok Dracula yang tidur di peti mati, menghisap darah manusia dan punya kekuatan istimewa masih hadir di film ini. Tapi sebagian besar sosok Dracula malah ditampilkan sebagai pangeran romantis yang sangat terobesasi dengan sosok sang istri. Bahkan sosok Vampire juga tampil dengan wanita cantik, chraming dan bergairah.

“Dracula: A Love Tale” menghadirkan kisah drama percintaan, aksi seru hingga kekejaman peperangan dan sebuah pertarungan religi tapi dengan kemasan teatrikal yang menawan. Menjadi istimewa lagi dengan penggunaan outfit para bangsawan yang tak hanya terlihat mewah tapi eksentrik dan sangat stylish. Terutama pakaian pada sosok Dracula atau Elisabeta. Apalagi film ini didukung dengan sisi cinematography yang tak kalah apik-nya. Rangkaian cerita, outfit dan cinematography, dijabarkan dengan penyutradaraan yang baik oleh Luc Besson, menjadi film horror gothic romantic yang cukup spekatakuler. (sTr)

 


“Dracula: A Love Tale”

Jenis Film        : Romance, Fantasy, Horror

Sutradara         : Luc Besson

Penulis             : Luc Besson, Bram Stoker

Producer          : Virginie Besson-Silla, Philippe Corrot

Production       : LBP Productions, EuropaCorp, Actarus

Distribusi         : SND

Casts               : Christoph Waltz, Caleb Landry Jones, Matilda De Angelis,

Zoë Bleu, Salomon Passariello, Ewens Abid, Raphael Luce, Romain Levi

STLS               : 17 Tahun

Durasi              : 129 Menit

 

Diberdayakan oleh Blogger.