“The Smashing Machine” Sisi Rapuh Seorang Petarung Profesional

 Jakarta, DJC – Film tentang biografi olah raga tentunya menarik dan biasanya sangat isnpiratif, walaupun jenis film seperti ini termasuk jarang diproduksi. Salah satunya adalah film “The Smashing Machine” besutan sutradara Benny Safdie yang juga bertindak sebagai penulis. Film ini diadaptasi dari film dokumenter tahun 2002 “The Smashing Machine: The Life and Times of Extreme Fighter Mark Kerr” karya John Hyams. Sebuah kisah nyata dari petarung bernama Mark Kerr, yang kali ini ditampilkan lebih dramatik, sentimentil sekaligus menegangkan. Film ini dibintangi oleh Dwayne Johnson bersama Emily Blunt, Dawn Staples, Ryan Bader, Bas Rutten, dan Oleksandr Usyk sebagai pemeran pendukung.

            Berkisah, Mark Kerr (Dwayne Johnson) mantan juara gulat profesional ingin menaikkan lagi pamornya di dunia olahraga, dengan mengikuti pertandingan seni bela diri campuran MMA di Jepang. Debutannya yang sukses di MMA, ternyata berhasil membuat nama Mark Kerr semakin disegani. Untuk mendapatkan hadiah lebih tinggi atau menaikkan prestasi, Mark Kerr harus mengikuti kompetisi yang lebih besar lagi di Jepang, akan tetapi dengan peratutran yang lebih ketat, yang mengharuskan Mark untuk belajar beladiri tambahan, termasuk Jujitsu dibawah arahan mantan petarung bernama Bas Rutten.

            Tapi ternyata dengan peraturan terbaru ini, Mark malah berhasil dikalahkan (dicurangi) oleh Igor (Oleksandr Usyk) petarung ulet dari Rusia. Tidak siap kalah karena selama ini Mark memang tidak pernah kalah, memukul mental petarung ini. Efeknya juga membuat hubungan dengan kekasihnya Dawn Staples (Emily Blunt) memburuk. Kondisinya semakin memprihatinkan hingga Mark harus masuk rumah sakit. Apalagi Mark juga masuk pusat rehabilitasi, karena ketergantungan pada obat pereda sakit. Sahabatnya sesama pegulat Mark Coleman (Ryan Bader) memberi kontribusi kebangkitan Mark untuk bisa kembali ke ring.

            Seperti tertulis diatas, film ini hadir dengan kisah yang inspiratif. Menariknya film yang mengambil kisah di era awal tahun 2000-an ini menampilkan sisi lain seorang Dwayne Johnson. Dimana selama ini Dwayne Johnson lebih banyak memainkan film laga yang identik dengan adegan perkelahian dan pertempuran menegangkan, tapi justru di “The Smashing Machine”  aktor ini malah menampilkan sisi sentimentil atau sisi emosi terdalam seorang manusia biasa. Tentunya di film ini tetap ada aksi pertarungan yang seru di atas ring, karena memang Dwayne Johnson memerankan sosok seorang petarung profesional.

 

            Dibandingkan adegan olah raga fisik yang menegangkan, film ini justru lebih banyak mengangkat sisi emosional yang rapuh dari sosok Mark Kerr, Banyak hal diluar ring yang dihadirkan sangat emosional, mulai dari ketidak-siapan Mark kalah bertanding, ketergantungannya pada obat pereda rasa sakit, hubungannya yang memburuk dengan kekasihnya Dawn Staples, dimana sang kekasih mencoba bunuh diri, hingga pengorbanan Mark melawan sisi ego-nya untuk sang sahabat Mark Coleman. Justru kisah inilah yang berhasil membangun nuansa sangat emosional dan menjadi alur utama menarik di film ini. Sang sutradara dan sekaligus penulis, menghadirkan kisah drama dibumbui nuansa menegangkan, yang membuat cerita yang ditampilkan jauh dari kesan membosankan, walaupun film ini memiliki durasi cukup lama (lebih dari 2 jam).

            Sosok Dwayne Johnson (juga menjadi produser di film ini) berhasil menampilkan sisi emosional manusia yang rapuh dengan baik. Hal yang bisa dikatakan belum pernah ada di film-film yang dibintanginya selama ini. Menariknya  lagi, aktor laga dan juga mantan petarung Bas Rutten memerankan dirinya sendiri. Dimana aktor berotot ini digambarkan terlibat secara langsung di perjalanan kisah Mark Kerr. Sebuah biografi olah raga, yang tak hanya menghadirkan pertarungan seru tapi kisah batin yang sangat emosional. (sTr)

 


“The Smashing Machine”

Jenis Film        : Thriller, Action, Drama

Sutradara         : Benny Safdie

Penulis             : Benny Safdie

Producer          : Benny Safdie, Dwayne Johnson, David Koplan, Elie Bush, Tracey Landon, Hiram Garcia, Dany Garcia

Produksi          : A24 Entertainment, Out for the Count, Seven Bucks Productions. Magnetic Fields Entertainment

Distribusi         : A24

Casts               : Dwayne Johnson, Ryan Bader, Emily Blunt, Kenny Rice, Jerin Valel, Andre Tricoteux, James McSweeney, Jonathan Corbblah, Ilan Rosenberg, Nick Toren

STLS               : 13 thaun Keatas

Durasi              : 123 Menit

 

Diberdayakan oleh Blogger.