Dee Lestari Rilis “(Jangan) Jatuh Cinta” Kisah Pertentangan Antara Logika dan Hati
![]() |
| Dee Lestari (istimewa) |
Jakarta, DJC – Setelah lama tak terdengar di dunia musik, akhirnya Dee Lestari combecak. Baru saja musisi ini melepas single terbaru bertajuk ‘(Jangan) Jatuh Cinta’ yang akan menjadi perjalanan menuju album solo-nya yang ketiga. Lagu ini hadir lewat lirik khasnya yang menyentuh sekaligus menggelitik, lugas sekaligus puitis, Dee mengangkat tema tentang pertentangan antara logika dan hati. Bagaimana logika yang ingin melindungi hati dari tersakiti berusaha mengendalikan perasaan. Sementara, hati selalu bicara dari kejujuran. Tak bisa perasaan dikemudikan. Sebab, siapalah kita di hadapan cinta? Pada akhirnya, jatuh cinta akan terjadi meski tak selalu diharapkan. Meski tak selalu terjadi pada kondisi ideal.
Terwujudnya perilisan single terbarunya tersebut lewat bantuan tim manajemen—Arie Dagienkz, Riko Prayitno (Mocca), Bayu Fajri, dan Anthono. Proses produkis lagu karya-nya sendiri ini juga melibatkan beberapa pihak, misalnya menggandeng arranger Rendy Pandugo, dan Teddy Adhitya yang bertindak sebagai vocal director. Dengan aransemen musik dan pilihan instrumen musik yang serba warm, kaya oleh lapisan gitar, dan juga harmoni vokal yang membius. Lagu ini menjadi Langkah selanjunya musisi ini akan terjun kembali ke pentas musik nasional.
Seperti diketahui, di era pertengahan 90-an, nama Dee Lestari mulai terjun ke industri musik dengan Rida Sita Dewi (1995-2003), dan kemudian memilih solo karier. Dee Lestari tak hanya dikenal dengan hits fenomenalnya seperti ‘Malaikat Juga Tahu’ (2007), tapi juga dikenal sebagai songwriter yang handal. Banyak lagu hits dari beberapa penyanyi papan atas yang merupakan hasil karyanya. Sebut saja, Marcell, Raisa, Ariel Noah, Andien, Titi DJ, dsb. Lewat Rapijali Book Soundtrack (2021), Dee pun berkolaborasi dengan nama-nama besar antara lain Iwan Fals, Bunga Citra Lestari, Mawar Eva, Adikara, Mikha Angelo, dan Barsena Bestandhi.
Akan tetapi beberapa waktu terakhir Dee Lestari lebih banyak menggeluti profesinya sebagai penulis buku. Ada peristiwa penting pada hidupnya, saat tahun 2024, ayahanda Dee berpulang, dan meninggalkan kehilangan mendalam. Pada satu momen saat sendirian di rumahnya, Dee memutuskan untuk menghibur diri dengan bernyanyi. Ia mengeset “karaoke” menggunakan laptop dan speaker yang yang ada di rumahnya. Mulailah ia bernyanyi. Seketika Dee merasakan perbedaan. Hatinya terasa hidup lagi. Ia pun bernyanyi, hampir setiap malam selama berminggu-minggu. Tak hanya “ritual” itu membantunya sembuh dari kedukaan, Dee pun kembali jatuh cinta dengan bernyanyi. Tekadnya pun bulat. Ia ingin merengkuh kembali dunia Tarik suara. Kembali berkarya dalam bentuk album musik. (sTr)


Post a Comment