Suarakan Isu Tentang Iklim, MANJA Rilis “Goliath Falling”
Manja (istimewa) |
Jakarta, DJC - Trio alternative pop-rock asal Denpasar, Bali ini rupanya cukup produktif dalam berkarya. Setelah merilis debut album “Between Borders” pada Juni 2025 lalu, Manja masih aktif berkarya, dan baru saja melepas single terbarunya bertajuk ‘Goliath Falling’ yang berada dibawah bendera Alarm Record. Di single ini, trio berawak Mark Saputra (keyboard), Nick Pratama (gitar), dan James Sukadana (vocal) menyerukan isu tentang iklim. Mereka mengambil inspirasi dari simbol klasik Daud dan Goliat, kisah si kecil tetap bisa mengalahkan si besar. Melalui lagu ini pula, band ini menegaskan bahwa perubahan besar bisa dimulai bahkan dari langkah kecil yang berani.
Melalui siaran pers-nya, Vokalis dan penulis lirik James Sukadana menjelaskan, lagu ini terinspirasi dari dua kisah perjuangan si kecil. Yaitu, perjuangan Mama Aleta dan rakyat Molo di Timor Tengah Selatan yang menolak penambangan batu di wilayah adat mereka. Serta kisah Pak Harun, seorang sopir truk yang setelah ikut menjadi salah seorang kru produksi di film Pulau Plastik memutuskan untuk berhenti menjadi sopir dan kini aktif menanam ribuan pohon demi memulihkan lingkungan.
“Di verse pertama, saya bercerita tentang perempuan Molo yang menolak penambangan granit dengan senyum di wajahnya, weaving smile. Sementara di verse kedua, kisah Pak Harun menjadi simbol dari tangan-tangan kecil yang berani mengambil kembali apa yang dirampas. Lirik ini juga sangat terinspirasi oleh teori 3,5 persen dari Erica Chenoweth. Teori itu menyebutkan bahwa perubahan sosial selalu mungkin terjadi jika 3,5% populasi bergerak secara aktif dan berkelanjutan, tanpa perlu kekerasan.” Ungkapnya lebih lanjut.
‘Goliath Falling’ lahir saat band ini mengikuti rangkaian lokakarya IKLIM (The Indonesian Climate Communications, Arts & Music Lab) yang digelar di Ubud, Bali, Juni 2025 lalu. Para musisi yang terlibat di sana memang mendalami isu iklim, mengeksplorasi keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, dan menerjemahkannya ke dalam karya musik.
Selain sebagai lagu penyemangat perlawanan demi Bumi ‘Goliath Falling’ juga bisa disebut sebagai bentuk harapan. Energi positifnya akan menggema secara live dalam IKLIM Fest, festival musik dan seni yang merayakan peluncuran sonic/panic Vol. 3. Festival ini adalah ruang bersama bagi musisi dan publik untuk merayakan seni yang berpihak pada Bumi dan kehidupan. (sTr)
Post a Comment