Kolaborasi ELEMENT & Karin.Kemayu di “Book of Soundtrack”
![]() |
| Element (istimewa) |
Jakarta, DJC – Kolaborasi musical tak hanya melibatkan sesame musisi. Tapi bagaimana jadinya jika musisi berkolaborasi dengan penulis fikisi? Adalah band Element yang kali ini berkolaborasi dengan penulis fiksi soulburn-realism, Karin.Kemayu. Kolaborasi keduanya dalam proyek yang tak hanya bisa dibaca, tapi juga didengar dan dirasakan bertajuk Book of Soundtrack. Proyek ini bukan sekadar peluncuran novel atau album, tapi merupakan sebuah ruang baru, tempat cerita dan lagu tumbuh bersama. Lagu-lagu yang lahir bukan setelah naskah selesai, tapi bersamaan dengan denyut kisahnya.
Band Element menampilkan ‘Cinta Tak Terbatas’ yang juga merupakan single terbaru mereka. Sebuah interpretasi musikal dari cinta yang tak selalu berjalan sesuai logika, tapi tetap layak diperjuangkan. Lagu ini seperti menjadi jembatan antara bab-bab emosional dalam novel dan pengalaman batin para pendengarnya. Sebuah peluk musikal untuk mereka yang pernah merasa asing dalam cinta, tapi tetap memilih untuk percaya.
Saat menggelar jumpa pers perilisan proyek ini, di sebuah café bilangan Antasari Jakarta Selatan (10/11/25), penggebuk drum Element, Didi Riyadi mengungkapkan, “Kami nggak sekadar bikin lagu. Waktu mendengar kisahnya, rasanya kayak ngaca ke hidup sendiri. Musik adalah cara kami memeluk itu semua.”
Sementara itu, Karin.Kemayu menyebut proyek ini sebagai bentuk literasi emosional yang bisa didengarkan. Ia menulis bukan untuk menggurui, melainkan untuk mengajak berpikir ulang akan banyak hal dalam kehidupan: tentang stigma, tentang tubuh, tentang keluarga, dan tentang cinta dalam banyak bentuk. “Setiap lagu menjadi bab yang bernyanyi, bukan pelengkap, tapi denyut yang menyatu dengan kisahnya,” ungkapnya lebih lanjut.
Buku ini merupakan edisi perdana dari sebuah trilogy yang akan dirilis secara kontinyu. Dengan mengangkat tema yang jarang disentuh secara mendalam: cinta yang tumbuh antara seorang pria dan calon anak sambungnya, seorang remaja laki-laki dengan autisme dan mental retardasi. Bukan sekadar kisah cinta dua manusia dewasa, tapi juga perjalanan emosional calon ayah yang belajar mencintai dan melindungi, tanpa status formal, tanpa ikatan darah.
Tema “true love is not only by blood” menjadi jantung kisah ini. Sepanjang trilogi, Bukan Sekadar Cinta mengajak pembaca untuk tidak hanya jatuh cinta, tapi juga berpikir. Di dalamnya, terselip isu-isu yang sering disisihkan: pernikahan siri, surrogacy, status “anak haram”, cinta beda usia, hingga problem hormonal perempuan menjelang menopause. Semua dibahas dengan narasi yang lembut, berani, dan menghormati keberagaman, termasuk spiritualitas Bali dan konsep reinkarnasi.
Sebagai bagian dari peluncuran, akan ditayangkan video musik storytelling bertajuk “KURO”, sebuah ilustrasi visual yang mengangkat simbol kura-kura sebagai metafora cinta tak berbatas. Kura-kura dipilih bukan sekadar lambang ketekunan, tapi juga representasi anak-anak dengan kebutuhan khusus. Dengan warna biru sebagai identitasnya, KURO menjadi simbol dari langkah pelan, hati besar, dan cinta tanpa syarat.
Melengkapi kolaborasi ini adalah suara tenang dan sarat emosi dari penyanyi berusia 48 tahun, Vitalia, yang membawakan lagu pembuka berjudul ‘Teman Hidup’. Lagu ini menjadi representasi sempurna dari tokoh utama novel, Dayu—seorang ibu tunggal yang belajar kembali mencinta di usia yang tidak lagi muda. (sTr)



Post a Comment