“Susuk: Kutukan Kecantikan” Melawan Kutukan Di Dalam Badan

Jakarta, DJC – Berbagai film horor biasanya banyak mengambil dari kisah legenda atau mitos yang terjadi di dalam masyarakat. Atau hal yang diyakini merupakan kisah mistis dan masih berlangsung sampai saat ini. Hingga sebuah ritual yang tetap menjadi ‘pegangan’ bagi sebagian masyarakat yang percaya. Misalnya susuk, sebuah ritual gaib dengan memasukkan benda mistis (jarum) ke tubuh seseorang untuk memperoleh sesuatu yang instan, misalnya pesona/pemikat, pangkat, dan sebagainya. Kisah inilah yang diangkat dalam film Susuk : Kutukan Kecantikan, produksi GoodWork yang merupakan persembahan Visinema Pictures bekerjasama dengan Legacy Pictures dan Visionari Capital Film Fund.

Film horor dengan mengangkat fenomena mistis yang terjadi di masyarakat hingga saat ini. Menurut Angga Dwimas Sasongko, selaku produser eksekutif film ini mengungkapkan, bahwa film “Susuk : Kutukan Kecantikan ini bukan hanya menghadirkan horor, tetapi juga menampilkan treatment spesial yang membuat film ini berbeda dari film horor lainnya. Hal ini di ucapkan saat menggelar Press Screening film ini di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan (25/08).

Film ini juga hadir sebagai sebuah fenomena yang dekat dengan kehidupan di sekitar kita. Film ini menghadirkan mitos yang masih dipercaya, cerita yang kuat dan ditambah dengan kualitasnya yang berbeda. Bukan cuma horor, tetapi lengkap dengan teror dan sentuhan gore di dalamnya,” ungkap pendiri dan CEO Visinema Pictures ini menambahkan.

Untuk memproduksi film yang disutradarai oleh Ginanti Rona yang naskahnya ditulis oleh Husein M. Atmodjo ini, para pemeran banyak melakukan berbagai riset terlebih dahulu. Misalnya mengunjungi tempat pemasangan susuk, atau Hana Malasan, melakukan riset ke tempat-tempat yang dekat dengan kehidupan Laras, mulai ke lokalisasi hingga berbicara dengan pelakor. Mengambil lokasi syuting di Gunung Kidul, Yogyakarta. Dimana lokasi shooting tersebut dikenal sebagai tempat yang menyeramkan. Misalnya lokasi tempat tinggal Laras yang ternyata di sekitarnya sering digunakan untuk tempat bunuh diri. Atau lokasi makam yang ternyata masih digunakan untuk berbagai ritual pesugihan. Hal-hal tersebut diatas tentunya hanya elemen yang mendukung. Tapi kekuatan naskah, penyutradaraan dan tentunya pemeran yang akan memperkuat film ini.

Berkisah, Laras (Hana Malasan) adalah seorang PSK cantik yang berusaha dibunuh oleh pelanggannya dengan dilempar dari lantai atas sebuah hotel. Untuk ukuran orang normal, harusnya Laras tidak akan selamat dengan kondisi tubuhnya yang hancur. Tapi Laras masih tetap hidup walaupun dalam keadaan koma. Belakangan diketahui ternyata di tubuh Laras penuh dengan susuk pemikat. Untuk menyelamatkannya, sang adik Ayu (Ersya Aurelia) membawa Laras kembali pulang ke desa masa kecilnya, dengan ditemani oleh Amran (Jourdy Pranata) teman dekat Laras. Sekaligus mencari orang pintar untuk bisa membantu kesembuhan sang kakak.

Ayu meminta bantuan Pak Damar (Whani Dharmawan) yang dari dulu memang dekat dengan keluarganya. Ustad Rahmat (M.N. Qomaruddin), pemuka agama di desa tersebut bersedia membantu mengeluarkan susuk di tubuh Laras. Tapi usaha sang ustad tidak berhasil sempurna, karena penghuni susuk yang sangat kuat tetap ingin berada di raga Laras. Pertarungan mencabut susuk ini berakhir dengan kematian sang ustad. Sejak saat itu berbagai  teror terjadi. Tubuh Laras yang dalam kondisi koma bahkan mengeluarkan berbagai wujud mengerikan di sekitar rumah tersebut. Belum lagi teror dari preman kampung (Elang El Gibran) yang dulu menyukai Laras dan akhirnya memprookasi warga desa untuk mau mengusir keluarga Laras dari kampung tersebut.

Ditengah teror yang dialaminya, Ayu dan Amran akhirnya dipertemukan dengan sosok dukun bernama Prasetyo (Muhammad Khan). Prasetyo mau dan berusaha melawan habis-habisan sosok penghuni susuk yang cukup kuat di tubuh laras. Dari berbagai peristiwa yang terjadi di rumah Ayu, hingga akhirnya terbukalah kisah kelam dari almarhum ibunda Ayu dan Laras. Ayu akhirnya dihadapkan pada pilihan sulit, antara mempertahankan atau merelakan sang kakak.

Untuk jenis film horror, Susuk: Kutukan Kecantikan ini bukan tipikal film yang kan membuat tegang sepanjang pemutaran. Justru kekuatannya berada di naskah, dan tentunya dari segi penyutradaraan. Apalagi didukung dengan lokasi shooting film yang memang cukup mencekam. Beberapa adegan di film ini justru hanya menampilkan expresi, tanpa adanya dialog. Seperti pada kondisi Laras yang koma, atau flashback kisah kelam sang ibu (Izabel Jahja). Disinilah kekuatan sang pemeran. Hana Malasan atau Izabel Jahja sukses menghadirkan kondisi mencekam tanpa dialog atau tanpa banyak gerakan. Walaupun Izabel Jahja mengaku harus mengkondisikan diri dengan waktu yang cukup lama untuk bisa melakoninya.

Tidak memilih pemeran papan atas, akan tetapi di film ini semua pemeran mampu menghadirkan kualitas akting yang patut untuk diperhitungkan. Terutama Ersya Aurelia, adalah pilihan yang pas sebagai pemeran utama di film ini. Tidak terlalu mengumbar banyak adegan-adegan yang mencekam, film Susuk: Kutukan Kecantikan ini cukup menegangkan jika ditonton sendirian. (sTr)

 


Susuk: Kutukan Kecantikan”

Genre                          : Horor

Sutradara                     : Ginanti Rona

Penulis                         : Husein M. Atmodjo

Exc, Produser              : Angga Dwimas Sasongko

Produser                      : Novi Hanabi, Ridla An-Nuur

Pemeran                      : Hana Malasan, Ersya Aurelia, Jourdy Pranata, Muhammad Khan, Elang El Gibran, Izabel Jahja, Whani Dharmawan, M.N Qomaruddin.

PH                                          :  Visinema Pictures, Legacy Pictures, Visionari Capital Film Fund, GoodWork

Usia                             : 17 th keatas

Durasi                          : 1 Jam 42 Menit

Tnggal Tayang            : 31 Agustus 2023

 


Diberdayakan oleh Blogger.