Jazz Gunung Bromo Akan Kembali Di Gelar

Press Conference Jazz Gunung Bromo (istimewa)

 Jakarta, DJC – Jazz di puncak gunung, sudah menjadi event yang dinantikan bagi pecinta musik. Tak terkecuali Jazz Gunung Bromo, dimana pada tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ke 15. Sebuah festival musik bergengsi di nuansa kesejukan gunung. Apalagi Jazz Gunung Bromo selalu menampilkan musisi-musisi berbakat tanah air, hingga beberapa musisi tamu dari manca negara, untuk mengajak masyarakat yang hadir menikmati “Indahnya Jazz Merdunya Gunung”. Sebuah gelaran musik yang menyatukan alam dan sajian musik yang menawan.

            Pada tahun 2023 ini, event Jazz Gunung Bromo berlokasi di tempat yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu di Amfiteater Jiwa Jawa Resort Bromo, Probolinggo, Jawa Timur. Digelar pada tanggal 21-22 Juli 2023 mendatang dengan kapasitas sebanyak 2000 penonton per hari. Event Jazz Gunung Bromo berkomitmen untuk menghadirkan penampilan dengan konsep etno jazz dan memunculkan regenerasi musisi dengan penampilan tunggal hingga kolaborasi lintas genre. Tentu saja event ini mampu menghadirkan gelaran musik yang sedikit beda dengan gelaran musik kebanykan.

            Pada tahun ini, beberapa nama sudah dipastikan akan tampil. Diantaranya Ermy Kullit, Mus Mudjiono, Atiek CB, dan Margie Segers menjadi sosok-sosok legenda karena karya dan konsistensinya untuk tetap tampil sampai saat ini. Sementara Ardhito Pramono, Yura Yunita, Deredia, Denny Caknan, Salma Salsabil (Indonesian Idol), Daniel Dyonisius, dan Yongkeys mewakili lini musisi muda yang kuat dengan warna musiknya.

            Dan sebagai ciri khas event ini, selalu menampilkan kolaborasi, yang akan menampilkan Ring of Fire Project  dan Blue Fire Project by Bintang Indrianto yang selalu hadir setiap tahunnya di Jazz Gunung dengan membawa kolaborasi musik yang hanya bisa disaksikan di Jazz Gunung.

Pada tahun ini penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo memasuki tahun ke-15. Komitmen kami selain untuk memberi ruang apresiasi kepada para musisi jazz lintas generasi, juga untuk tetap berkontribusi kepada dampak pariwisata dan ekonomi kreatif,” ungkap penggagas Jazz Gunung Indonesia, Sigit Pramono saat menggelar Press Conference yang diadakan di Institut Français Indonesia (IFI), Jakarta, Selasa (13/6).

Sedankan menurut Butet Kartaredjasa, Founder Jazz Gunung Indonesia (JGI) yang juga hadir pada Press Conference di atas, pada awak media mengungkapkan Jazz Gunung selalu membawa perbedaan di antara perhelatan musik lainnya. “Setiap Jazz Gunung selalu membawa penasaran. Bagaimana kegilaan-kegilaan dalam bermain (musik) jazz secara spontan akan terjadi, kolaborasi antar musisi. Para pendiri acara Mas Sigit, Mas Bintang dan Dewa Budjana, mereka membangun acara ini dengan kepekaan-kepakaan terhadap nilai-nilai etnik lokal dan budaya tradisional Indonesia. Itu jadi pembeda nuansa Jazz Gunung dengan acara jazz lainnya. Rasa penasaran itu akan selalu menggoda penonton untuk kembali ke hadir di Jazz Gunung.” Ungkap Butet lebih lanjut.

Pada acara Press Conference kali ini juga dihadiri oleh Menteri Sandiaga S. Uno. Dimana Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia mendukung penuh penyelengaraan event ini. Mengenai hal ini Sandiaga S. Uno mengatakan, “Hal lain yang jadi penting di perhelatan ini yang menargetkan 5.000 ribu penonton, mengajak 10 grup musik dan musisi serta melibatkan 115 pelaku UMKM lokal di Bromo. Ini sejalan dengan program Bangga Berwisata di Indonesia karena yang punya target menggerakkan 1,4 miliar wisatawan nusantara dan juga kebangkitan UMKM yang kita harapkan mendorong terciptanya lapangan kerja. Jazz Gunung ini berhasil membuktikan bahwa industri pertunjukan bukan hanya bertahan, tapi mampu berkembang pesat,”

Jazz Gunung Indonesia (JGI) juga berkomitmen untuk menggerakkan perekonomian sektor budaya, musik, dan pariwisata paska pandemi. Mulai tahun lalu JGI sudah memulai eventnya di Bandung bekerjasama dengan The GAIA Hotel Bandung untuk menginisiasi Jazz In The Valley. Tahun ini setelah Jazz Gunung Bromo juga akan diselenggarakan Jazz In The Valley di Bandung pada bulan Agustus dan Jazz Gunung Ijen di Banyuwangi pada bulan September. JGI juga tengah mempersiapkan untuk memberikan kontribusinya di beberapa daerah lainnya selain seperti Samosir (Sumatera Utara), Gunung Burangrang (Bandung), Gunung Slamet (Semarang), dan beberapa gunung di kota lainnya. (sTr)

Diberdayakan oleh Blogger.